Laman

Sabtu, 31 Juli 2010

Kuliah Farmaseutika 2


Sediaan Farmasi

Suppositoria
Suppositoria merupakan suatu sediaan padat yang melebur pada suhu tubuh, yaitu suhu sekitar 30-36 derajat celcius, atau sediaan padat yang melarut pada tempat ia digunakan. Suppositoria digunakan melalui rektal yang akan memberikan efek baik secara sistemik atau lokal. Ovula merupakan suppositoria yang digunakan melalui vagina.

Suppositoria merupakan salah satu sediaan farmasi yang mempunyai banyak keuntungan diantaranya adalah :
1. Absorpsinya cepat
2. Dapat mengindari kerusakan obat oleh enzim pencernaan dan oleh asam lambung
3. Tidak mengalami metabolisme lintas pertama (First Pas Efect)
4. Dapat digunakan oleh orang yang sedang bermasalah dengan tenggorokannya
5. Dapat digunakan oleh orang yang sedang muntah atau orang yang tak sadarkan diri.

Berikut ini adalah beberapa syarat ideal suatu sediaan suppositoria :
1. Dapat melarut pada suhu tubuh, yaitu sekitar 30-36 derajat celcius atau melarut pada cairan tempat ia digunakan
2. Tidak toksik
3. Tidak mengiritasi dan tidak merangsang
4. Dapat dengan segera melepaskan zat aktif obat
5. Mudah dalam proses pencetakan
6. Menyenangkan bagi pasien yang menggunakannya.

Berbagai macam basis yang digunakan dalam sediaan suppositoria adalah
1. Basis Larut Air yang terdiriri dari PEG dan Gliseril-gelatin
2. Basis larut Lemak yang terdiri darin oleum cacao, minyak lemak terhidrogenasi (minyak biji kapas, minyak kelapa sawit), senyawa gliserin dengan BM asam lemak tinggi seperti gliserin monostearat.

Berikut beberapa keuntungan yang dimiliki oleh oleum cacao :
1. Suppositoria berbasis oleum cacao akan membeku pada suhu kamar dan melebur pada suhu tubuh atau melarut pada cairain tempat ia digunakan
2. Tidak tengik karena oleum cacao tidak mempunyai ikatan rangkap
3. Tidak mengiritasi dan menyenangkan pada saat digunakan

Berikut beberapa kelemahan oleum cacao :
1. Jika memanaskan oleum caco di atas suhu leburnya maka akan mengalam polimorfisme. Polimorfisme adalah perubahan fisika namun tidak disertai dengan perubahan secara kimia. Polimorfisme selain disebabkan dengan pemanasan di atas suhu leburnya, polimorfisme juga dapat disebabkan dengan adanya penggerusan.
2. Di daerah tropis oleum cacao cepat melebur
3. Suhu lebur akan turun jika terdapat bahan yang tidak larut.

Cara mengatasi terjadinya polimorfisme adalah pada saat meleburkan oleum cacao harus di atas waterbath dan tidak boleh meleburkan secara keseluruhan, disarankan proses peleburan hanya sebagian saja. Kemudian cara mengatasi cepat meleburnya oleum cacao di daerah tropis dapat di atasi dengan menambahkan cera flava 5% atau dengan menambahkan unguentum simplex sebesar 5%. Unguentum simplex adalah campuran 30% cera flava dalam oleum sesami.

Larutan Saturasi

Larutan saturasi merupakan suatu larutan yang jenuh akan CO2. CO2 yang terjadi akibat reaksi antara asam atau garam-garam asam dengan senyawa karbonat.
Salah satu sediaan yang dapat menghasilkan larutan saturasi adalah tablet effervescent. Tablet effervescen adalah tablet yang dapat menghasilkan gas CO2, akibat dari reaksi asam atau garam-garam asam dengan senyawa karbonat.

Berikut ini merupakan zat aktif yang digunakan dalam tablet effervescen adalah:
1. Asam asetil salisilat
2. Asetaminofen atau Paracetamol
3. Ergotamin
4. Vitamin C
5. Antibiotik tertentu, seperti penisilin V, tetrasiklin dan amoksisilin

Berikut adalah salah satu cara membuat larutan saturasi adalah
1. Larutan saturasi terdiri dari asam citrat dan Magbesium Karbonat
2. Larutkan masing-masing asam citrat dan Magnesium karbonat kemudian ikat tutup botol masing-masing
3. Jika terdapat bahan laiin yang akan ditambahkan, contohnya gula maka larutkan dalam asam citrat, jika bahan lain lihat terlebih dahulu bersimat basa atau asam tersebut. Jika bersifat asam cmpurkan dengan asam citrat dan jika bersifat basa larutkan dengan kaslsium Magnesium Karbonat.
4. Masukkan ke dalam botol sebagian magnesium karbonat dan seluruh asam citrat, biarkan CO2 yang dihasilkan habis, kemiudian masukkan Magnesium karbonat sisa, setelah itu tutup rapat-rapat.

Emulsi
Emulsi merupakan suatu sediaan cair obat yang terdispersi dalam cairan pembawa yang distabilkan dengan penambahkan pengemulsi (emulgator) yang cocok. Dengan kata lain emulsi merupakan suatu sediaan yang cair yang tidak saling bercampur, dimana zat pendispersi berbentuk dalam tetesan-tetesan kecil yang terdispersi dalam larutan pembawa.

Berikut komponen-komponen emulsi adalah :
1. Komponen dasar emulsi, komponen dasar emulsi terdiri dari fase terdispersi (fase internal, fase dikontinue, fase dalam), fase pendispersi (fase eksternal/fase luar/fase kontinue), emulgator (penstabil emulsi)
2. Komponen tambahan emulsi
Komponen tambahan emulsi merupakan suatu zat yang ditambahkan dengan tujuan mendapatkan emulsi yang lebih baik. Komponen tambahan tersebut diantaranya adalah corigen odoris, corigen saporis, pengawet, dll.

Teori terbentuknya emulsi
1. Teori tegangan permukaan
Teori ini mengatakan bahwa penambahan emulgator pada sediaan emulsi berfungsi menurunkan tegangan permukaan di batas antara fasa pendispersi dan fasa terdispersi, sehingga keduanya akan mudah bercampur
2. Teori orientasi bentuk baji
Menurut teori ini pembentukan emulsi terbentuk karena sifat selektif dari emulgator, yaitu mempunyai sifat hidrofil (suka air) dan lipofil (suka minyak)
3. Teori film plastis
Penambahan emulgator akan diserap diantara kedua batas cairan yang tidak menyatu, sehingga emulgator akan membungkus masing-masing fasa sehingga keinginan untuk saling menyatu diantara fasa yang sama dapat dihindari, sehingga akan terbentuk emulsi yang stabil
4. Teori rangkap listrik

Macam-macam emulgator yang digunakan dalam pembuatan emulsi adalah :
1. PGA
2. Tragakan
3. Span
4. Tween
5. Kuning telor

Beberapa keuntungan sediaan emulsi adalah sebagai berikut
1. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu membentuk sediaan yang homogen dan stabil
2. Bagi oarng yang susah menelan tablet dapat menggunakan sediaan emulsi sebagai alternatif
3. Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam bentuk cair, contohnya minyak ikan
4. Meningkatkan penerimaan oleh pasien

Beberapa kerugian emulsi adalah sebagai berikut
1. Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet
2. Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang rendah daripada sediaan tablet karena cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri
3. Takaran dosisnya kurang teliti

Berikut ini adalah beberapa tehnik untuk menentukan tipe emulsi adalah
1. Pengenceran dengan fase luar
Tipe emulsi minyak dalam air (o/w), akan melarut jika diencerkan dengan air, sedangkan tipe air dalam minyak (w/o) akan melarut jika diencerkan dengan minyak
2. Perubahan warna
Penambahan metilen blue pada emulsi, jika metilen blue melarut pada emulsi hal tersebut menunjukan bahwa tipe emulsi tersebut adalah minyak dalam air (o/w), sedangkan jika tidaj tipe emulsi tersebut adalah minyak dalam air (w/o)
3. Fluoresensi
Tipe emulsi air dalam minyak (o/w) akan berfluoresensi jika disinari dengan sinar UV, sedangkan tipe emulsi minyak dalam air (w/o) tidak berfluoresensi
4. Penghantaran arus listrik
Tipe emulsi minyak dalam air (o/w) dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan tipe emulsi air dalam minyaj (w/o) tidak.

Berikut ini adal kerusakan emulsi yang dapat terjadi adalah
1. Creaming
Creaming adalah terpisahnya emulsi menjadi dua bagian, bagian fase disper lebih banyak daripada fase lain. Kerusakan seperti ini bersifat reversibel artinya dengan pengocokan perlahan dapat terdispersi kembali
2. Breaking atau koalesensi
Koalesensi adalah pecahnya emulsi diakibatkan karena rusaknya lapisan film yang melapisi partikel atau butiran-butiran emulsi, sehingga terjadi pemisahan antara fase minyak dan fase air dan masing-masing fase bersatu sesama jenisnya
3. Inversi fase
Inversi fase adalah perubahan tipe emulsi dari minyak dalam air (o/w) menjadi air dalam minyak (w/o) atau sebaliknya.

Salep
Menrut Farmakope Indonesia Edisi IV menyatakan bahwa salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
Peraturan pembuatan salep adalah
1. Peraturan pertama
Zat-zat yang larut dalam campuran lemak, dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan
2. Peraturan kedua
Bahan-bahan yang larut dalam air, jika tidak ada peraturan lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep dan jumlah air yang dipakai, dikurangi dari basis salep
3. Peraturan salep ketiga
Bahan-bahan yang sukar atau sebagian larut dalam lemak dan air harus diserbukkan lebih dahulu, kemudian diayak dengan pengayak no 60.
4. Peraturan salep keempat
Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin, bahan-bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10-20% untuk mencegah kekurangan bobotnya.

Kamis, 22 Juli 2010

Kimia Medisinal


KIMIA MEDISINAL
Definisi
IUPAC (1974) mendefinisikan
Kimia medisinal adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari penemuan dan pengembangan obat, identifikasi dan interpretasi cara kerja senyawa aktif obat dalam tingkat molekul.

Menurut Tailor (1981) mendefinisikan
Kimia medisinal adalah ilmu kimia atau obat yang dapat memberikan efek menguntungkan terhadap kehidupan, yang melibatkan hubungan struktur kimia suatu obat dengan aktifitas biologisnya dan model kerja senyawa biologisnya, dalam rangka memperoleh efek terapeutik yang maksimal dan memperkecil efek yang tidak diinginkan.

Menurut Burger (1983) mendefinisikan
Kimia medisinal adalah ilmu pengetahuan yang merupakan cabang ilmu kimia terapeutik, digunakan dalam klinik atau hewan percobaan.

Ruang lingkup kimia medisinal menurut burger adalah sebagai berikut:
1.Isolasi dan identifikasi senyawa aktif dalam tanaman yang secara empirik sudah digunakan untuk pengobatan.
2.Sintesa struktur analog dari bentuk dasar senyawa yang mempunyai aktifitas pengobatan yang potensial.
3.Mencari struktur induk baru dengan cara sintesis senyawa organik, dengan atau tanpa berhubungan dengan zat aktif alamiah.
4.Menghubungkan struktur kimia obat dengan cara kerjanya.
5.Mengembangkan rancangan obat
6.Mengembangkan hubungan struktur kimia dengan aktifitas biologisnya melalui sifat kimia fisika dengan bantuan statistik.

Struktur dan aktifitas obat
Sifat-sifat kimia fisika merupakan dasar untuk menjelaskan aktifitas biologis obat karena:
1.Sifat kimia fisika memegang peranan penting dalam pengagngkutan obat untuk mencapai reseptor. Sebelum mencapai reseptor, molekul-molekul obat harus melalui bermacam-macam membran, berinteraksi dengan senyawa-senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta biopolimer. Disini sifat kimia dan fisika berperan dalam proses penyerapan dan distribusi obat sehingga kadar obat pada waktu tertentu mencapai reseptor dalam jumlah yang cukup besar.
2.Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kekhasan yang tinggi saja yang dapat berinteraksi dengan reseptor biologis, sifat kimia fisika harus menunjang orientasi khas molekul pada permukaan reseptor.

Jenis-jenis kerja obat adalah sebagai berikut:
1.Obat berstruktur non spesifik
Obat berstruktur nonspesifik , obat yang bekerja secara langsung tidak tergantung struktur kimia. Mempunyai struktur kimia bervariasi, tidak berinteraksi dengan struktur kimia spesifik. Aktifitas
Biologis dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia fisika seperti: adsorpsi, kelarutan, aktifitas termodinamika, tegangan permukaan, potensi oksidasi reduksi, mempengaruhi permeabilitas, depolarisasi membran, koagulasi protein, dan pembentukan kompleks.
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah :
•Anastetika umum
•Hipnotika tertentu
•Bakterisida tertentu
•Antiseptik
•Anti jamur

Ciri-ciri obat yang berstruktur nonspesifik adalah :
•Obat tidak bereaksi dengan reseptor spesifik
•Kerja biologisnya berlangsung dengan aktifitas termodinamika
•Bekerja dengan dosis yang relatif besar
•Menimbulkan efek yang mirip walaupun strukturnya berbeda
•Kerjanya hampir tidak berubah pada modifikasi struktur

2.Obat berstruktur spesifik
Yaitu obat-obat yang memberikan aktifitas biologis akibat adanya ikatan obat dengan reseptor atau akseptor spesifik. Aktivitas biologisnya dihasilkan dari struktur kimia yang mengadaptasikandirinya ke dalam struktur reseptor dalam bentuk tiga dimensi dalam organisme dan membentuk kompleks.

Karakteristik obat berstruktur spesifik
•Efektif pada kadar rendah
•Modifikasi sedikit dalam struktur kimianya akan menghasilkan perubahan dalam aktifitas biologisnya
•Melibatkan kesetimbangan kadar obat dalam biofasa dan fasa eksternal
•Pada keadaan kesetimbangan, aktivitas biologisnya maksimal
•Melibatkan ikatan-ikatan kimia yang lebih kuat dibandingkan pada senyawa yang berstruktur nonspesifik.
Mekanisme obat yang mungkin terjadi
•Bekerja terhadap enzim antagonis dengan cara pengaktifan, penghambatan, atau pengaktifan kembali enzim-enzim tubuh.
•Penularan fungsi gen yang bekerja pada membran, yaitu dengan mengubah membran sel dan mempengaruhi sistem transport membran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas biologis
•Sifat kimia fisika
•Koefisien partisi
Koefisien partisi adalah kelarutan relatif zat antara dua fase yang saling tidak tercampur.
•Derajat ionisasi

EFEK FARMAKOLOGI GUGUS SPESIFIK
Modifikasi dalam molekul suatu senyawa induk adalah salah satu cara untuk mendapatkan obat baru, variasi dalam struktur akan mengubah aktivitas biologis yang ditentukan oleh sifat :
•Fisika
•Distribusi ke sel dan jaringan
•Penembusan ke enzim dan reseptor
•Cara bereaksi ke target
•Eksresi

MODIFIKASI LAMANYA AKSI OBAT
Yaitu aksi yang diperpanjang atau diperpendek, biasanya diinginkan agar obat mempunyai kerja yang diperpanjang, contoh :antibiotik sering diperlukan untuk memperoleh konsentrasi yang tinggi dan harus dipertahankan dalam darah. Ada beberapa cara yang digunakan untuk memperpanjang aksi obat:
•Esterifikasi: terutama untuk steroid seperti androgen, estrogen, progesteron, dan juga antibiotik tertentu, sperti eritromisin, oleondromisin.
•Pembentukan kompleks, seperti: vit B-12, amfetamin tannat
•Pembentukan garam, contoh: garam penisilin seperti prokain penisilin
•Pengubahan senyawa-senyawa yang tidak jenuh menjadi jenuh, contoh prednison menjadi prednisolon.
Jika ingin memperpendek lama kerja obat dapat dengan mengganti gugus kimia yang stabil dengan yang labil, contoh: substitusi ion cl dari Cl-profamid dengan gugus metil menjadi tolbutamid, karena gugus metil labil maka gugus ini segera teroksidasi menjadi karboksilat yang memberikan suatu produk inaktif, waktu paruh tolbutamid hanya 5,7 jam sedangkan klorporamid 33 jam.

Berdasarkan sumbernya dewasa ini obat digolongkan menjadi 3 diantaranya adalah :
1.Obat alamiah
Obat alamiah adalah obat yang terdapat di alam, contohnya pada tanaman, kuinon dan atropin, pada hewan contohnya minyak ikan dan hormon, serta mineral contohnya adalah belerang, Kbr
2.Obat semisintetik
Obat semisintetik adalah obat hasil sintesis yang bahan dasarnya berasal dari obat bahan alam, contoh morfin menjadi kodein dan diosgenin menjadi progesteron.
3.Obat sintetik murni
Obat sintetik murni adalah obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, setelah disintesis akan didapatkan senyawa dengan khasiat farmakologis tertentu. Contoh : obat-obatan golongan analgetik-antipiretik, antihistamin dan diuretik.

Tiga fasa yang menentukan terjadinya aktifitas obat diantaranya adalah :
1.Fasa farmasetis
Fasa farmasetis meliputi proses pabrikasi, pengaturan dosis dan proses formulasi, bentuk sediaan, pemecahan bentuk sediaan dan terlarutnya zat aktif. Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk diserap oleh tubuh.
2.Fasa farmakokinetik
Fasa farmakokinetik meliputi proses penyerapan obat (Absorpsi), distribusi obat, metabolisme obat, dan Eksresi obat (ADME). Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai sasaran atau reseptor sehingga dapat menimbulkan respons biologis.
3.Fasa farmakodinamik
Fasa farmakodinamik merupakan fasa terjadinya interaksi antara obat dengan reseptor dalam jaringan sasaran. Fasa ini berperan dalam timbulnya respons biologis

Rabu, 21 Juli 2010

Pentingnya Pola Hidup Sehat

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat kesejahteraan manusia, dengan hidup sehat kita dapat menikmati betapa nikmatnya jalan-jalan di hari libur dengan orang tercinta dan sahabat, dengan kondisa yang sehat kita dapat menikmati betapa nikmatnya bermain futsal, dengan tubuh yang sehat kita dapat begadang semalam suntuk untuk menikmati pertandingan sepak bola terakbar dunia, dengan selalu adanya kata sehat di samping kita, kita dapat menikmati betapa indahnya dunia ini.

kesehatan merupakan faktor yang penting untuk kita jaga, namun tidak sedikit orang tidak menghiraukan betapa pentingnya faktor ini.Dengan semakin meningkatnya teknologi di semua bidang, manusia cenderung menggunakan cara-cara yang instan untuk mendapatkan sesuatu, mulai dari makanan sampai semua hal yang berhubungan dengan manusia itu sendiri. Kesibukan yang semakin melanda, memaksa mereka untuk merampungkan semuanya dengan cepat, termasuk masalah makanan sehingga memunculkan berjuta makanan siap saji yang mereka belum tahu akibat dari bahan kimia yang tanpa mereka sadari masuk ke dalam jaringan dan sistem sirkulasi tubuh mereka.

Banyak zat yang terdapat dalam makanan siap saji yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mereka, dan zat inilah yang memicu berbagai penyakit mematikan di dunia, salah satunya adalah penyakit jantung koroner dan penyakit kanker.

Selain itu dengan semakin berkembangnya wisata kuliner di setiap penjuru bangsa, seiring itulah semakin meningkat kadar LDL di setiap sirkulasi darah manusia, kemudian semakin meningkatnya tingkat kematian akibat si pembunuh berdarah dingin atau yang sering kita sebut penyakit arteosklerosis.

Pola hidup sehat dapat mengatasi segala masalah kesehatan, mulai dari kita hidup dengan sanitasi dan higienitas yang tinggi, dapat dipastikan kita dapat menghidarari masalah kesehatan yang dapat mendera kita setiap waktu. Pola makan yang terkontrol, tidak pernah menganggap makanan kebun adalah makanan yangtidak enak, mengontrol mengkonsumsi makanan yang berlemak dan meghindari konsumsi alkohol, maka hidup kita akan terhindar dari masalah kesehatan.

Dengan demikian marilah kita mulai saat ini membiasakan diri untuk selalu menjaga kesehatan diri kita, karena hal tersebutlah yang menjadi salah satu faktor keberhasilan.

Selasa, 20 Juli 2010

Mekanisme Pembuatan Tablet


TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA


TABLET
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu tablet cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam cetakan, tablet kempa dibuat dengan cara memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja.

KELEBIHAN TABLET DAN KAPSUL DARI SEDIAAN CAIR
1.Sediaan tablet dan kapsul mengandung satuan unit dosis yang teliti
2.Sediaan tablet dan kapsul mudah dalam transportasi
3.Sediaan tablet dan kapsul lebih stabil daripada sediaan cair, karena cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme
4.Dalam sediaan tablet dapat dilakukan penyalutan sehingga rasa pahit dan rasa tidak enak lainnya bisa tertutupi.

KELEBIHAN TABLET SECARA UMUM
1.Memiliki satuan dosis yang teliti dan seragam, dengan keragaman kandungan paling kecil
2.Tablet merupakan sediaan oral paling ringan dan kompak
3.Biaya pembuatan tablet murah, dan bisa di sertakan identitas
4.Sediaan tablet mudah dalam proses ditribusi
5.Sediaan tablet lebih stabil daripada sediaan cair, karena cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme
6.Sediaan tablet dapat dilakukan modifikasi pelepasan zat aktif, seperti tablet lepas lambat, tablet lepas tunda.
7.Sediaan tablet sangat cocok untuk produksi skala besar

KETERBATASAN TABLET
1.Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak dan padat karena sifatnya amorf
2.Beberapa zat aktif yang hidrofob sulit dibasahi, sehingga disolusi menediajadi lambat.
3.Zat aktif sukar diformulasi sebagai tablet yang memberikan ketersediaan hayati yang memadai
4.Beberapa zat aktif memberikan rasa yang tidak enak, pahit, bau, rusak oleh lingkungan asam.

KRITERIA SEDIAAN TABLET YANG BAIK
1.Stabil secara fisika dan kimia
2.Secara ekonomi dapat menghasilkan sediaan yang dapat menjamin mengandung obat dalam jumlah yang benar, mampu melepaskan zat aktif dengan cara yang dapat diramalkan, cukup kuat dan tahan terhadap benturan mekanis sewaktu pembuatan dan transportasi
3.Stabilitas, termasuk stabilitas bahan aktif, waktu hancur, kecepatan disolusi, jumlah bahan aktif terdisolusi.
4.Tablet berpenampilan menarik, sehingga meningkatkan ketertarikan pasien terhadap obat.
5.Manufakturtabilitas, rancangan formulasi memungkinkan untuk memproduksi bets obat secara efektif dan efisien, dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

STUDI PREFORMULASI
Tujuan Studi Preformulasi
Menghasilkan informasi yang berguna bagi formulator dalam pengembangan sediaan stabil dan beranfaat yang dapat diproduksi secara besar-besaran.

PARAMETER STUDI PREFORMULASI
1.Organoleptik

2.Kemurnian
Uji kemurnian diperlukan agar studi preformulasi dan keamanan serta uji klinis tidak membahayakan, ketidakmurnian dapat mempengaruhi stabilitas, contohnya kontaminasi metal beberapa bpj saja dapat merusak golongan senyawa tertentu. Ketidakmurnian yang kecil juga dapat berpengaruh besar terhadap penampilan bahan putih kotor dapat diputihkan, setelah rekristalisasi menjadi putih bersih.
Teknik untuk menentukan kemurnian adalah KLT dan HPLC.

3.Sifat fisiko mekanik
•Ukuran partikel,
ukuran partikel mempengaruhi kecepatan disolusi, menaikan keserbasamaan dalam tablet final, meningkatkan bioavalibilitas (ketersediaan hayati) suatu obat.
Contoh : makin luas ukuran partikel griseofulvin maka ketersediaan hayatinya akan meningkat. Kesetabilan obat. Semakin kesil ukuran partikel maka akan semakin terbuka terhadap seranganoksigen atmosfir, jadi semakin kecil ukuran partikel maka akan semakin tidak setabil suatu partikel obat.
•Luas permukaan serbuk
Semakin luas permukaan serbuk, maka makin banyak zat aktif akan diabsorpsi.

4.Parameter yang mempengaruhi absorpsi
•Koefisien partisi
Koefisien partisi adalah perbandingan obat yang tidak terion antara fase organik dan fase air pada kesetimbangan. Suatu obat harus mempunyai koefisien partisi yang tinggi untuk menembus membran biologis yang bersifat lemak.
•Derajat atau konstanta ionisasi
Derajat ionisasi menentukan absorsi obat melalui membran bersifat lemak. Makin kecil derajat ionisasi maka makin baik absorpsinya. Derajat ionisasi dipengaruhi oleh pH.

5.Disolusi
Laju disolusi bisa diartikan sebagai kecepatan melarutnya obat pada waktu tertenu, pada suhu dan waktu yang telah ditentukan.

Macam macam disolusi :

•Disolusi intrinsik
Didefinisikan sebagai suatu kecepatan disolusi zat aktif murni dibawah kondisi luas permukaan yang konstan. Kaplan & Wood menyarankan bahwa absorsi dengan kecepatan disolusi intrinsik <> 1 mg/menit/cm2 akan sangat mungkin bebas dari masalah kecepatan disolusi.

•Disolusi partikulat
Luas permukaan solida tidak dibuat konstan. Disolusi partikulat digunakan untuk mempelajari pengaruh ukuran partkel terhadap kecepatan disolusi.

6.Polimorfisme
Polimormisme bentuk metastabil kecepatan disolusinya lebih besar dari bentuk stabil, juga kelarutannya dan keseimbangannya sehingga ketersediaan hayati metastabil lebih besar dari bentuk stabil.

7.Stabilitas
MEKANISME UMUM PEMBUATAN TABLET

Berdasarkan prinsip pembuatannya, dapat dibedakan menjadi 3 metode pembuatan tablet, diantaranya adalah granulasi basah, granulasi kering dan cetak langsung.

1.Granulasi basah
Awalnya dicampurkan zat aktif, zat pengisi, larutan pengikat, jika perlu zat pewarna, kemudian diaduk sampai homogen. Kemudian diayak menggunakan ayakan mesh 6-12. Setelah didapat granul kemudian dikeringkan dilemari pengering dan granul diayak kembali dengan ukuran mesh 14-20 mesh. Kemudian granul ditambahkan zat penghancur atau lubrikan, setelah itu tambahkan zat pelicin dan granul siap dicetak dengan mesin tablet.

2.Granulasi kering (sluging)
Langkah pertama campurkan zat aktif, dengan eksipien sebagian zat pelincir. Kemudian cetak tablet menjadi tablet dalam ukuran besar dan kasar. Kemudian tablet dihancurkan kembali tambahkan desintegran dan lubrikan, kemudian cetak tablet dengan ukuran yang diinginkan.
3.Metode cetak langsung
PROSES GRANULASI
Makin besar tekanan punch atas akan semakin tipis tablet dan makin besar kekerasannya.

Granulasi adalah suatu proses peningkatan ukuran partikel obat agar dapat terikat bersama membentuk agregat yang permanen yang mempunyai daya alir seperti pasir.
Alasan obat harus digranulasi adalah serbuk obat tidak mempunyai daya alir dan daya ikat baik.
Metode granulasi yang dipakai di industri adalah agitasi, kompaksi, globulasi, dan ikatan panas.
Tujuan proses granulasi adalah sebagai berikut :
1.Meningkatkan daya alir serbuk obat (serbuk telah digumpalkan dan struktur partikel telah dimodivikasi)
2.Menjaga homogenitas campuran massa cetak selama kompresi agar dosis zat aktif obat sama
3.Menjamin agar aliran campuran dalam lubang cetak selalu seragam dan konstan, supaya keseragaman obat dalam tablet bisa tercapai
4.Mengatasi masalah debu selama fabrikasi
5.Mengubah sifat permukaan serbuk yang hidrofob menjadi hidrofil
6.Menambah sifat kohesi selama dan sesudah kompresi.
Kelebihan granulasi basah adalah sebagai berikut :
1.Kohesifitas dan kompresibilitas serbuk ditingkatkan dengan penambahan larutan pengikat, sehingga partikel melekat satu sama lain dan terbentuklah granul.
2.Zat aktif dalam dosis besar yang sukar di kompresi sebaiknya menggunakan metode granulasi basah.
3.Distribusi dan keseragaman obat dosis kecil lebih baik, zat pewarna dapat tercampur merata karena dengan adanya penambahan larutan pengikat.
4.Pemisahan campuran komponen selama proses produksi dapat dicegah dengan granulasi basah.
5.Kecepatan disolusi yang terhambat karena sifat zat yang hidrofob dengan proses GB sifat hidrofob zat dapat di ubah menjadi hidrofil, sehingga disolusinya akan meningkat.
6.Mengurangi kontaminasi debu selama proses fabrikasi.

Eksipien untuk granulasi basah
Eksipien untuk granulasi basah terdiridari pengisi larut air dan tidak larut air.
Pengisi larut air : laktosa, sukrosa, dekstrosa, manitol dan sorbitol.
Pengisi tidak larut air : kalsium fosfatdihidrat, dikalsiumfosfatdibasic, trikalsium fosfat, pati, kalsium karbonat, selulosa mikrokristal, pati yang dimodivikasi.
Pengikat
Pengikat untuk granulasi basah diantaranya adalah gelatin 10%, glukosa 50%, metil selulosa 2%, sorbitol 10% dalam air, gom arab 10%, mucilago amili 10%, PVP 10% dalam alkohol, PVP 10% dalam air.
Lubrikan
Mg stearat 0,5-2 %, asam stearat 1-3 %, talk 5-10 %, Na lauril sulfat 1-3 %
Desintegran
Amilum 5-10%, asam alginat 5-10%
Glidan
Pati 1-10%, talk 1-5%, Mg stearat 0,2-2%

Granulasi termoplastik
Granulasi termoplastik (peleburan) adalah proses granulasi yang dilakukan dengan penambahan pengikat padat pada temperatur kamar, melebur pada suhu relatif rendah (50–80 derajat celcius). Sesudah melebur pengikat berfungsi sebagai cairan pengikat.

PRINSIP GRANULASI KERING
Membentuk padatan terhadap suatu campuran serbuk dengan cara kompresi dan kemudian padatan dihaluskan untuk mendapatkan granul yang dikehendaki.
Tidak tahan panas dan tahan lembab, tidak mempunyai daya kompres dan ikat yang baik, sebaiknya dilakukan dengan granulasi kering.
Terdapat dua metode granulasi kering :
1. Slugging
Dengan mengkompresi serbuk pada mesin tablet kemudian bongkahan digiling menjadi granul.
2. Pelempengan
Dengan melewatkan serbuk ke dalam 2 rol yang berputar menggunakan mesin chilsonator atau hutt compactor.

EKSIPIEN FORMULASI TABLET
Kompesi tablet umumnya terdiridari bahan aktif dan eksipien. Eksipien ditambahkan dengan berbagai fungsi dan tujuan spesifik sebagai :
1.Pengisi
2.Pengikat
3.Penghancur (desintegran)
4.Pelincir (lubrikan)
5.Antilengket (anti adhesive)
6.Pelicin (glidan)
7.Adjuvan (zat warna, flavors, penutup rasa)

Pengikat
Tujuan penambahan pengikat untuk meningkatkan daya kohesifitas serbuk, sehingga jika dikompresi akan membentuk massa yang kohesif atau kompak sebagai tablet. Jenis pengikat terdiri dar dua macam yaitu golongan gula dan polimer.
Macam macam pengikat diantaranya adalah gom arab, tragacant, gula pasir, gelatin , glukosa, amilum, selulosa.

Desintegran
Terbagi menjadi dua yaitu desintegran intragranular dan ekstragranular. Desintegrasi akstragranular akan menyebabkan desintegrasi lebih cepat daripada yang intragranular.
1.Avicel
Avicel dapat berperan sebagai desintegran, pengikat, pengisi, dan glidan. Jika ingin menggunakan avicel untuk zat aktif yang peka terhadap lembab maka sebaiknya avicel dikeringkan terlebih dahulu sampai kadarnya kurang dari 2%.